MAKALAH KEPEMIMPINAN FIX










          PENDAHULUAN







Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa mengalami dan
merasakan kepemimpinan (leadership) dalam aneka macam bentuk, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kepemimpinan juga dialami atau dirasakan
dari para pemimpin berbagai organisasi yang mana kita menjadi anggotanya.
Bahkan tidak jarang dalam praktek terlihat bahwa manusia kadang-kadang berada
dalam posisi dualistis yaitu kadang-kadang sebagai pihak yang dipimpin dan pada
saat atau kondisi lain ia justru bertindak sebagai pemimpin.


Walaupun aktifitas “menerima kepemimpinan” dan aktifitas
“memberi kepemimpinan” merupakan dua macam aktifitas yang beberbeda, tetap
kedua hal tersebut perlu dipelajari dan dihayati agar


  • Pihak yang memimpin dapat menjadi
    pemimpin yang baik.

  • Pihak yang dipimpin dapat menjadi
    pengikut yang baik.
     

  • Dalam kehidupan nyata kita mengenal aneka macam jenis
    pimpinan seperti
     

  • Pemimpin formal 

  • Pemimpin informal

  • Pemimpin dalam bidang keagamaan

  • Pemimpin dalam bidang kependidikan

  • Pemimpin dalam bidang politik

  • Pemimpin dalam bidang pemerintahan 

  •  Pemimpin bidang keamanan


Dan
pemimpin yang menangani bidang garapan mereka masing-masing.




TUJUAN PENULISAN







Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana cara memimpin sebuah kelompok atau organisasi. Selain itu juga dapat
mengetahui gaya-gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam
menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Dengan penulisan makalah ini juga
dapat memberikan informasi mengenai kepemimpinan.





1.3.        
KAJIAN
PUSTAKA


1.3.1.      Definisi Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah proses untuk membuat orang memahami
manfaat bekerja bersama orang lain sehingga mereka paham dan mau melakukannya.
(Drath dan Paulus, 1994 h.4)


1.3.2.      Tujuan Kepemimpinan


Tujuan kepemimpinan adalah mempengaruhi orang untuk
melakukan tindakan yang bermanfaat bagi organisasi dan dirinya sendiri untuk
mencapai tujuan tertentu.


1.3.3.      Gaya Kepemimpinan


Cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengatur
segala hal yang ada pada organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok secara efektif dan efisien.


1.3.4.      Teori Kepemimpinan


Teori yang dijadikan sebagai acuan untuk memimpin sebuah
kelompok atau organisasi .





1.4.        
PEMBAHASAN


1.4.1.      Pengertian Kepemimpinan


Menurut Tead, Terry, Hoyt (Kartono,
2003) kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi
orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.


Menurut Young (Kartono, 2003),
kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.


Moejiono (2002) memandang bahwa
leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist
) cenderung memandang  sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).


Kepemimpinan adalah pengaruh
tambahan yang melebihi dan berada di atas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan
organisasi secara rutin (D. Katz & Khan, 1978, h.528).





1.4.2.      Teori Kepemimpinan


1)      Teori berdasarkan ciri-ciri


Teori ini didasarkan pada ciri-ciri
sebagai berikut


a.        
Pengetahuan
yang luas


b.        
Kemampuan
tumbuh dan berkembang


c.        
Sifat dan
inkuisitif (rasa ingin tahu)


d.        
Kemampuan
analitik


e.        
Daya ingat
yang kuat


f.         
Kapasitas
integratif


g.        
Keterampilan
berkomunikasi secara efektif


h.        
Keterampilan
mendidik


i.          
Rasionalitas


j.          
Objektivitas


k.       
Pragmatisme


l.          
Kemampuan
menentukan skala prioritas


m.      
Kemampuan
membedakan yang urgent dan yang penting


n.        
Rasa tepat
waktu


o.        
Rasa
kohesi yang tinggi


p.        
Naluri
relevansi


q.        
Keteladanan


r.         
Kesediaan
menjadi pendengar yang baik


s.        
Adabtabilitas


t.         
Fleksibilitas


u.        
Ketegasan


v.        
Keberanian


w.       
Orientasi
masa depan


x.        
Sikap yang
antisipatif


2)      Teori ketergantungan pada keadaan


Teori ini dikenal dengan “Teori
Contingency”. Inti pemikiran yang terkandung dalam teori ini adalah bahwa
efektifitas kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi sangat terhitung pada
kemampuannya menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi karakteristik utamanya
dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara dalam organisasi.


3)      Teori Jalan-Tujuan


Menurut teori ini para bawahan dalam
organisasi tidak selalu mampu mengidentifikasikan berbagai kebutuhannya secara
tepat. Kalaupun kemudian itu ada, mereka tidak selalu mengetahui cara yang
paling tepat untuk memuaskannya karena itu seorang pimpinan diharapkan mampu
membantu para bawahan tersebut dengan menunjukkan jalan yang seyogyanya
ditempuh oleh para bawahan itu hingga berbagai tujuan pribadinya tercapai
sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi sebagai keseluruhan.


4)      Teori Keperilakuan


Ditinjau dari segi teori
kepemimpinan berdasarkan perilaku, dua dimensi yang menonjol dalam persepsi
seorang pemimpin ialah: Pertama, prakarsanya dalam menentukan struktur tugas
yang harus dilaksanakan oleh bawahannya. Kedua, tingkat perhatian yang
diberikannya kepada bawahan dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita,
keinginan, kepentingan, dan kebutuhannya. Keseimbangan antara dua dimensi
tersebut sangat penting karena dengan demikian tugas-tugas yang dilaksanakan
dalam pencapaian tujuan organisasi benar-benar terlaksana dengan tingkat
efisiensi dan efektifitas yang tinggi.


5)      Teori Situasional


Dalam mencapai tujuan organisasi,
seorang pemimpin pasti menghadapi situasi yang berbeda dari satu kurun waktu ke
kurun waktu yang lain. Faktor-faktor situasional tersebut juga berbeda antara
satu organisasi dengan organisasi yang lain karena itulah ditekankan bahwa dari
lima tipe kepemimpinan yang dikenal dewasa ini tidak ada satupun tipe yang
menggunakan gaya dasarnya secara konsisten. Teori kepemimpinan mengajarkan
bahwa wewenang formal seseorang dapat menghadapi hambatan  apabila terlalu
ditonjolkan tanpa dibarengi oleh kepemilikan berbagai ciri yang menunjukkan
kemampuan manajerial yang tinggi.


6)      Teori Pimpinan-Partisipasi


Inti teori ini yaitu pada pandangan
bahwa analisis terakhir efektifitas seorang manajer sangat tergantung pada
tingkat kemampuannya untuk mengikutsertakan para bawahannya dalam seluruh
proses manajemen, terutama dalam proses pengambilan keputusan. Jadi
sesungguhnya pengikutsertaan bawahan dalam proses manajemen adalah demi
peningkatan kemampuan manajerial seorang pemimpin.


7)      Teori Penerimaan


Teori ini disebut dengan istilah Acceptance
Theory.
Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa
efektifitas kepemimpinan seseorang tercermin pada pengakuan dan penerimaan
orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. Peran para pemimpin dalam
mengemudikan jalannya roda organisasi sangat dominan dank arena itulah dari
mereka dituntut kemampuan yang tinggi menyelenggarakan semua fungsi-fungsi
manajerialnya.


Adapun teori lain yaitu sebagai
berikut.


1.       
Great-men
theories


Teori ini didasarkan kepada munculnya
seorang pemimpin berdasarkan sejarah yang pengaruhnya besar dalam masyarakat.
Contohnya, Musa, Lanin, Churcil.


2.       
Trait
Theories


Teori ini mengansumsikan pembawaan,
kepribadian, dan watak merupakan kualitas superior pemimpin dan membedakannya
dengan pengikut.


3.       
Environmental
theories


Teori ini bertitik tolak dari
anggapan munculnya seorang pemimpin besar yang berpengaruh merupakan hasil dari
waktu, tempat, dan lingkungan. Seperti dikatakan oleh Hegel, orang besar
merupakan ekspresi dari kebutuhan waktu.


4.       
Personal-Situational
Theories


Teori ini menganggap pengaruh
interaksi dari individu dan faktor situasional atau lingkungan melahirkan
pemimpin.


5.       
Psychoanalitik
Theories


Interpretasi utama teori ini adalah
melihat pemimpin sebagai figure ayah, sebagai sumber cinta dan ketakutan,
sebagai penjelmaan superego, sebagai saluran emosional bagi frustasi dan agresi
destruktif pengikut, sebgai sesuatu yang dibutuhkan utk mendistribusikan
perasaan cinta dan afeksi secara adil diantara pengikutnya.


6.       
Interaction-Expectation
Theories


Teori ini memandang kepemimpinan
sebagai proses interaksi dari harapan yang ada dalam kelompok, baik pemimpin,
pengikut, maupun lingkungannya.


7.       
Humanistic
Theories


Teori ini menganggap manusia pada
hakikatnya merupakan organisme yang dapat dimotivasi. Fungsi kepemimpinan,
memodifikasi organisasi sedemikian rupa sehingga individu-individu yang ada di
dalamnya memiliki kebebasan untuk merealisasikan motivasu potensial yang
dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan pada saat yang sama
mengkontribusi bagi tercapainya tujuan-tujuan organisasi.


8.       
Exchange
Theories


Asumsi teori ini adalah, interaksi
sosial merupakan suatu bentuk pertukaran dimana anggota-anggota kelompok
memberikan sesuatu sebagai pengorbanan dan menerima seseuatu sebagai
imbalannya. Dengan demikian kepemimpinan merupakan proses pertukaran yang
seimbang antara pemimpin dan pengikutnya.


9.       
Behavioral
Theories


Inti dari teori ini adalah kepemimpinan
merupakan alat yang dapat mendorong atau mempengaruhi perubahan perilaku
bawahan sesuai dengan yang dikehendaki. Perilaku pemimpiin mengubah bawahan
pada suatu perilaku tertentu yang dikehendaki.


10.    Perceptual dan Cognitive Theories


Karena persepsi anggota tentang
pemimpin bisa berbeda satu sama lain, maka menurut teori ini tiap anggota
memiliki teori kepemimpinan sendiri. Jika ingin memahami perilaku pemimpin
harus “memasuki kepala” pemimpin untuk mengetahui apa yang dia pikirkan tentang
situasi yang dihadapinya.





1.4.3.      Gaya – Gaya Kepemimpinan


1)   Berdasarkan pendekatan Path-Goal


a.
Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)


Pemimpin seperti ini mengutamakan
pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan dari mereka.


b.
Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)


Pemimpin seperti ini memberi
pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi kesejahteraan dan
menciptakan keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.


c.
Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)


Gaya kepemimpinan ini, yaitu
beruding dengan bawahan, memberi peluang kepada bawahan untuk memberi masukan
berupa saran dan gagasan sebelum mengambil keputusan atau mempengaruhi
keputusan yang telah dan akan dibuat.


d. Gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)


Pemimpin ini menetapkan tujuan
menantang, mengupayakan bawahan meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan
untuk mencapai tujuan dan hasil karya yang lebih tinggi.





2)       
Berdasarkan
Sondang P. Siagian (2002)


1.   Tipe Kepemimpinan
Otokratik


Seorang
pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang


·      Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi


·      Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi


·      Menganggap bahwa sebagai alat
semata-mata


·      Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat


·      Terlalu tergantung pada kekuasaan
formalnya


·      Dalam tindaknya penggeraknya sering
mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat
menghukum)










2.   Tipe Kepemimpinan Militeristik


Seorang pemimpin yang bertipe
militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:


·      Kebanyakan sistem perintah yang
sering digunakan


·      Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan


·      Senang kepada formalitas yang
berlebih-lebihan


·      Menuntut disiplin yang tinggi dan
kaku dari bawahannya





3. Tipe Kepemimpinan
Paternalistik


     Ciri-ciri dari
tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut.


·      Menganggap bawahan sebagai manusia
yang tidak dewasa


·      Bersikap terlalu melindungi


·      Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil

keputusan


·      Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil inisiatif


·      Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi


·      Sering bersikap mau tahu





4.  Tipe Kepemimpinan
Kharismatik


Dalam keadaaan tertentu, tipe
kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat negatifnya
dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak
memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.







5.  Tipe Kepemimpinan Demokratik


Pengetahuan tentang kepemimpinan
telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern karena:


·      Ia senang menerima saran, pendapat
dan bahkan kritikan dari bawahan.


·      Selalu berusaha mengutamakan
kerjasama teamwork dalam usaha mencapai

tujuan.


·      Selalu berusaha menjadikan lebih
sukses dari padanya.


·      Selalu berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.





6.   Tipe Kepemimpinan
Laissez Faire


           
Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan kepada para
bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa pengarahan sama sekali.
Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap sebagai seorang
pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap
organisasi yang dipimpinnya. Serta memandang dan memperlakukan bawahannya
sebagai orang-orang yang sudah matang dan dewasa, baik dalam teknis maupun
mental.





1.4.4.      Level Konseptualisasi Kepemimpinan


1)      Proses Individual


Potensi kontribusi dari pendekatan
intra individu terhadap kepemimpinan sangatlah terbatas, karena tidak mencakup
sebagian besar teori yang dianggap merupakan proses penting dari kepemimpinan,
yaitu pengaruh atas orang lain. Dalam studi tentang ciri kepemimpinan yang
tidak membahas perilaku pemimpin dan proses pengaruh, sulit menentukan mengapa
beberapa ciri atau keterampilan itu berhubungan dengan efektivitas atau
kemajuan kepemimpinan. Pengetahuan tentang proses intra individu memberikan
beberapa pemahaman yang membantu dalam menyusun teori kepemimpinan yang lebih
baik, tetap teori itu sendiri sebaiknya tidak berfokus pada level ini.


2)      Proses Dyadic


Fokus dari pendekatan dyadic
adalah pada hubungan antara seorang pemimpin dan individu lain yang biasanya
merupakan seorang pengikut. Sebagian besar teori dyadic memandang
kepemimpinan sebagai proses pengaruh timbal balik antara pemimpin dengan orang
lain.


3)      Proses Kelompok


Pandangan lain mengenai kepemimpinan
memandang kepemimpinan sebagai proses kelompok. Dua topik utamanya adalah sifat
peran kepemimpinan dalam tugas kelompok dan bagaimana kontribusi pemimpin
terhadap efektivitas kelompok.


4)      Proses Organisasi


Kelangsungan hidup dan kemakmuran
organisasi tergantung pada efektivitas adaptasi terhadap lingkungan, yang
berarti berhasil memasarkan outputnya (barang dan jasa), memperoleh sumber yang
dibutuhkan, dan menghadapi ancaman eksternal. Adaptasi membaik dengan mengantisipasi
kebutuhan dan keinginan pelanggan, selalu meninjau tindakan dan rencana
competitor, selalu mngevaluasi kemungkinan kendala dan ancaman, dan
mengidentifikasi prosuk dan jasa yang dapat dipasarkan dimana organisasi
mempunyai kemampuan unik untuk memenuhinya.


Jadi, fungsi esensial kepemimpinan
adalah membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan dan mendapatkan
sumber-sumber yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Tanggung jawab kepemimpinan
disini adalah mendesain struktur organisasi yang tepat, menentukan hubungan
kewenangan dan mengkoordinasikan proses antar spesialisasi sub-unit dalam
organisasi.


1.4.5.      Fungsi Kepemimpinan


1)      Membantu menetapkan tujuan kelompok


2)      Memelihara kelompok


3)      Memberi simbol untuk identifikasi


4)      Mewakili kelompok terhadap kelompok
lain


5)      Memandu, menuntun, membimbing suatu
kelompok


6)      Menggerakan orang lain yang dipimpin
menuju tujuan kelompok





1.5.        
KESIMPULAN
DAN SARAN


Dalam sebuah organisasi tentunya harus mempunyai seorang
pemimpin yang dapat mengatur sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien sehingga berdaya guna dan berhasil guna.
Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing yang berbeda satu
sama lain. Dewasa ini, terdapat enam tipe kepemimpinan yang sering digunakan
oleh para pemimpin besar maupun dalam ruang lingkup kelompok sampai organisasi
besar. Efektivitas dalam sebuah kelompok dapat ditentukan juga oleh sikap dan
perilaku seorang pemimpin.


Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik
untuk digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu
tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok.
Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang
kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang
dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe otokratik. Dimana pengambilan
keputusan dilakukan dengan sepihak yaitu oleh pemimpin kelompok itu sendiri.
Tipe kepemimpinan yang ada dalam diri seorang pemimpin itu didasarkan pada
teori-teori kepemimpinan yang ada. 


           
Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mengayomi para bawahannya.
Pergunakanlah tipe kepemimpinan yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada, agar tujuan kelompok atau organisasi dapat tercapai dengan cara yang
efektif dan efisien. Seorang pemimpin tidak disarankan memiliki sifat yang
egois, karena seorang pemimpin yang baik harus bisa menerima kritik dan saran
dari bawahannya.





DAFTAR PUSTAKA


·      Dale, Robert. D. 1992. Pelayan
Sebagai Pemimpin. Gandum Mas. Malang.


·      Silalahi, Ulbert. 1996. Asas-Asas
Manajemen. Mandar Maju. Bandung.


·      Winardi. 0000 . Pengantar Ilmu
Manajemen. Nova. Bandung.


Siagian, Sondong. P. 2002. Kiat
Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta. Jakarta. 

0 Response to "MAKALAH KEPEMIMPINAN FIX"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel