Contoh Proposal Penelitian PENGARUH PARTISIPASI DAN KEPUASAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI








BAB I


PENDAHULUAN








1.1  Latar Belakang


Saat ini teknologi berkembang sangat
cepat. Hal ini diikuti oleh perkembangan teknologi yang berbasis sistem
informasi. Perkembangan dari sistem informasi membutuhkan berbagai faktor
pendukung, seperti partisipasi dari pengguna. Partisipasi pengguna diharapkan
mampu mendukung kesuksesan dari sistem informasi yang mencerminkan kepuasan
dari para pengguna sistem informasi.


Hubungan antara partisipasi dan
kepuasan para pengguna dipengaruhi oleh beberapa faktor kemungkinan. McKeen
et.al. (1994) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa  kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem
sebagai variabel-variabel yang moderat, sedangkan dampak dari pengguna dan
komunikasi pengguna sebagai variabel yang independen dihubungkan dengan
partisipasi dan kepuasan dari para pengguna.


Pengembangan sistem informasi
merupakan sebuah keputusan yang sangat strategis. Selain menyangkut investasi
yang cukup besar, terdapat banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan.
Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan bisa
jadi kontraproduktif bila dalam tahapan implementasi ternyata tidak didukung
dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang dikuasai perusahaan. Guimares
(2003) me
nyatakan bahwa sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pengguna.


Paparan singkat ini menunjukkan bahwa
dalam pengembangan sistem informasi, organisasi perlu untuk secara proaktif
melibatkan SDM-nya dengan keputusan strategis ini. Dengan kata lain diperlukan
partisipasi aktif dari para pengguna (pegawai) agar nantinya sistem yang
dikembangkan dapat berjalan secara efektif.


Beberapa hasil riset menemukan bahwa
partisipasi aktif  dalam pengembangan
sistem mempunyai hubungan positif dengan keberhasilan sistem (Ives dan Olson
1984; Barki dan Hartwick 1994; Guimaraes et al. 2003). Namun demikian beberapa
hasil riset lain justru memperoleh temuan yang berbeda. Partisipasi mempunyai
hubungan yang negatif dan partisipasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan
dengan keberhasilan sistem ( Barki dan Hartwick 1989). Pertentangan hasil riset
ini memberikan indikasi perlunya dilakukan pendekatan kontijensi dalam mencari
hubungan antara partisipasi pengguna dan keberhasilan sistem dalam pengembangan
sistem informasi.


Guimares et al. (2003) menyatakan
bahwa keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen (tolak ukur), yaitu kualitas
sistem, manfaat sistem dan kepuasan pengguna. Pendapat ini menunjukkan bahwa
keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna
ditentukan oleh sampai sejauh mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan
kepuasan pengguna. Dalam komunitas pengembang sistem, partisipasi merupakan
faktor yang harus dipertimbangkan untuk menjamin kepuasan pengguna sehingga
mampu menunjang keberhasilan sistem tersebut (Mckeen et al. 1992).


Pengguna mempunyai peran yang sangat
sentral dalam pengembangan sistem informasi. Faktor partisipasi pengguna secara
umum dari berbagai hasil riset memberikan kontribusi positif terhadap
keberhasilan pengembangan sistem. Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh
Mckeen et al. (1994), Doll dan Deng (2001), Guimares et al. (2003) serta
Suryaningrum (2003) menemukan bahwa partisipasi pengguna merupakan variabel
yang efektif yang menetukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun
kualitas sitem. Pengguna ketiga terminologi variabel ini (kepuasan pengguna,
keberhasilan sistem dan kualitas sistem) seringkali rancu. Seringkali kepuasan
pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak kepuasan
pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem.


Terkait dengan partisipasi pengguna, Doll dan Deng (2001)
memberikan gambaran bahwa partisipasi merupakan variabel yang sangat kompleks.
Secara psikologis, partisipasi diharapkan mampu mencapai tiga aspek penting,
yaitu aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman dan kreatifitas), aspek
motivasional (peningkatan kepercayaan dan sensitivitas terhadap kontrol) serta
aspek pencapaian nilai (ekspresi diri, kebebasan, pengaruh, dsb). Pencapaian
ketiga aspek ini diharapkan (masing-masing secara berurutan) dapat menyebabkan
kemanfaatan dan desain yang lebih baik, penolakan yang lebih rendah, penerimaan
yang lebih tinggi, serta dapat meningkatkan moral dan kepuasan pengguna.


Tingkat partisipasi
dan kepuasan pemakai akan mempengaruhi kesuksesan sistem, dimana partisipasi
pemakai dapat meningkatkan kinerja sistem informasi. Sebagaimana telah
diuraikan di atas, diketahui bahwa partisipasi mempunyai hubungan yang positif
dengan kepuasan pemakai, namun pada besaran yang berbeda-beda dan fluktuatif.
Demikian pula temuan tentang variabel dukungan manajemen puncak, komunikasi
pemakai-pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh
pemakai sebagai variabel moderating masih kontradiksi.





1.2  Perumusan Masalah


Dari latar belakang
masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan pokok
permasalahannya, yaitu :


1.       
Apakah
partisipasi pemakai mempengaruhi kinerja sistem informasi?


2.       
Apakah
kepuasan pemakai mempengaruhi kinerja sistem informasi?


3.       
Bagaimanakah
pengaruh interaksi partisipasi pemakai dan kepuasan pemakai terhadap kinerja
sistem informasi?





1.3  Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai :


1.     
Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem
informasi.


2.     
Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan pemakai terhadap inerja sistem
informasi.


3.     
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh interaksi partisipasi pemakai dan kepuasan
pemakai terhadap kinerja sistem informasi.








1.4  Manfaat Penelitian


Penelitian yang telah dilakukan ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
antara lain yaitu :


1.    Karyawan staf departemen sistem informasi untuk
memberikan pelayanan yang baik dalam memenuhi kebutuhan para pengguna jasanya,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pemakai, yang nantinya akan
berpengaruh pada kinerja sistem informasi.


2.    Manajer sistem informasi, diharapkan dapat sebagai
input bagi pengambil keputusan (decision maker) untuk menelaah lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang dapat memoderasi pengaruh partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi, sehingga dapat mengarah pada kesuksesan
pengembangan sistem informasi.


3.    Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi pedoman
atau referensi untuk penelitian dalam bidang sistem informasi di masa
mendatang.


4.   
Bagi peneliti
lain, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pustaka untuk kegiatan
penelitian yang sejenis.























BAB II


LANDASAN
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA





2.1.
Landasan Teori


2.1.1. Sistem Informasi


Sistem informasi adalah suatu kerangka
kerja dimana sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah
masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran perusahaan.
Sistem informasi mirip dengan sebuah jaringan komunikasi karena keduanya
sama-sama menyediakan informasi untuk berbagai pihak.


            2.1.1.1.  Konsep Dasar Sistem


Pada dasarnya
sesuatu dapat disebut sistem apabila memnuhi dua syarat. Pertama adalah
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Bagian-bagian itu disebut subsistem, atau ada pula yang
menyebutnya sebagai prosedur.


Syarat yang kedua
adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan
output.


2.1.1.2.  Tujuan Sistem Informasi


Sistem
informasi suatu organisasi dalam dunia bisnis, pendidikan, dan pemerintahan
mempunyai tiga sasaran utama yaitu menyediakan informasi yang menunjang
pengambilan keputusan, menyediakan informasi yang mendukung operasi harian, dan
menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan kekayaan. Baik pengguna
interen maupun eksteren dilayani oleh informasi pendukung kegiatan operasional,
sedangkan informasi untuk pengelolaan kekayaan hanya ditujukan bagi pengguna
eksteren. Kebanyakan informasi untuk dua sasaran terakhir dan sebagian
informasi untuk sasaran pertama dihasilkan melalui pemrosesan data transaksi.





            2.1.1.3.  Fungsi-Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem
Informasi


   Mekanisme atau kerangka kerja terdiri atas
lima tugas atau fungsi pokok: pengumpulan data, manajemen data, pengendalian
dan pengamanan data, serta penyediaan informasi. Fungsi-fungsi ini kemudian
terdiri atas serangkaian tahap, yang sering disebut sebagai siklus pemrosesan
data, yang mentransformasikan data dari berbagai sumber menjadi informasi yang
dibutuhan oleh berbagai macam pengguna.


1.                  
Tahap
Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan
data biasanya biasanya ada beberapa tahap yang dilalui. Tahap penangkapan data
(data capture) adalah tahap penarikan data ke dalam sistem. Setelah ditangkap,
data biasanya dicatat (recorded) pada formulir-formulir yang dinamai dokumen
sumber. Data tangkapan mungkin juga diabsahkan (divalidasi) untuk memastikan
akurasi atau ketepatannya dan diklasifikasikan untuk dapat dimasukkan ke dalam
kategori-kategori yag telah ditentukan. Selanjutnya, data dapat ditransmisikan
atau dipindahkan dari titik tangkapan ke titik pemrosesan.


2.                  
Tahap
Pemrosesan Data


Data yang terkumpul
biasanya menjalani serangkaian tahap pemrosesan untuk dapat ditransformasikan
menjadi informasi yang berguna. Tahap validasi dan klasifikasi lebih lanjut
dapat dilakukan. Adakalanya data dialihkan (transcribed) ke dalam media atau
dokumen lain. Data dapat dikelompokkan biasanya disortasi menurut satu atau
beberapa karakteristik. Bila tedapat data kuantitatif, langkah perhitungan atau
perbandingan seringkali dilakukan sebagai akibatnya data baru mungkin tercipta.


3.                  
Manajemen
data


Fungsi dari
manajeman data terdiri atas tiga kunci : penyimpanan (storing), pemutakhiran
(updating), dan pengambilan ulang (retrieving).


4.                  
Pengendalian
Dan Keamanan Data


Data yang masuk ke
dalam pemrosesan bisa saja salah, data mungkin juga hilang atau dicuri selama
pemrosesan, hasil pencatatan dapat dipalsukan selama pemrosesan dan sebagainya.
Langkah pengendalian dan tindakan pengamanan lain meliputi otomatisasi,
perujukan (rekonsiliasi), verifikasi, dan tinjauan ulang (review).


5.                  
Penyediaan
Informasi


Fungsi terakhir
sistem informasi ini , menempatkan informasi ke tangan pengguna, dapat meliputi
satu langkah atau lebih. Pelaporan mencakup penyiapan laporan dari data olahan,
data simpanan atau dari keduanya. Komunikasi terdiri dari membuat laporan yang
mudah digunakan oleh pengguna dan secara fisik menyampaikan laporan kepada
pengguna.    


                       


2.1.2
Pengembangan Sistem Informasi


Siklus pengembangan sistem terdiri
atas beberapa tahap, diawali dengan perencanaan sistem dan diakhiri dengan
implementasi sistem.


Perencanaan sistem meletakkan dasar bagi sistem
informasi baru atau sistem informasi hasil revisi. Tahap ini meliputi persiapan
rencana sistem induk di samping juga usulan proyek sistem untuk melaksanakan
rencana tersebut.


Analisis sistem meliputi survai dan
analisis terhadap sistem informasi yag sekarang. Tahap ini akan menentukan
informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem yang baru di samping juga
persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.


Desain sistem meliputi penentuan spesifikasi yang
memenui kebutuhan dan persyaratan yang ditentukan selama tahap analisis sistem.
Seringkali dibuat desain-desain alternatif untuk dievaluasi.


Justifikasi dan seleksi sistem
meliputi analisis rinci mengenai manfaat dan biaya dsain sistem tertentu. Tahap
ini juga mencakup evaluasi usulan-usulan dari produsen peralatan pemrosesan,
agar peralatan yang palin sesuailah yang dipilih untuk mengimplementasikan
desain.


Implementasi sitem terdiri dari
lagkah-langkah penyelesaian rincian desain baru perekrutan dan pelatihan
karyawan-karyawan baru, memasang dan menguji coba peralatan baru, mengkonversi
arsip-arsip ke media yang baru dan menghidupkan mesin sistem baru.











2.1.3.  Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem
Informasi


Partisipasi pemakai merupakan
keterlibatan pemakai sistem informasi dalam pengembangan sistem informasi.
Apabila pemakai diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dan usulan dalam
pengembangan sistem informasi maka pemakai secara psikologis akan merasa bahwa
sistem informasi tersebut merupakan tanggung jawabnya, sehingga diharapkan
kinerja sistem informasi akan meningkat. Keterlibatan menurut Barki dan Hatwick
didefinisikan sebagai suatu keadaan psikologi yang subyektif, sedang
partisipasi menunjukkan pada perilaku dan aktivitas yang dilakukan (Javenpaa
dan Ives, 1991) dalam (Grahita dan Nur, 1997 :23). Tjhai Fung Jen(2002)
berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan
kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA. Dalam
artikel tersebut partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal
yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai
dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem
informasi. Hal ini menyebabkan penulis mengajukan hipotesis pertama.


HA1: Partisipasi pemakai mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja sistem informasi.





2.1.4.
Pengertian dan Pengukuran Kepuasan Pengguna Sistem Informasi


Partisipasi pengguna akan lebih
bersifat situasional dan diperlukan pendekatan kontijensi intuk mengetahui
hubungannya dengan kepuasan pengguna. Hasil penelitian Lindrianasari (2000)
menunjukkan bahwa tingkat keahlian pengguna mempunyai hubungan yang signifikan
dengan partisipasi. Hal ini memberikan indikasi bahwa mereka yang mempunyai
tingkat keahlian yang tinggi berpeluang lebih baik untuk berpartisipasi
dibanding yang berkeahlian rendah.
Kepuasan pemakai
sistem informasi Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam
mengembangkan apa yang mereka perlukan.


Kepuasan pemakai ditunjukkan oleh
terpenuhinya kebutuhan pemakai dan kemudahan pemakai dalam mengoperasikan
sistem informasi sehingga kinerja sistem informasi semakin tinggi. Hal ini yang
menyebabkan penulis mengajukan hipotesis yang kedua.


HA2: Kepuasan pemakai mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja sistem informasi.








2.1.5
Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai            


            Kepuasan
pengguna adalah sebesar kepercayaan mereka terhadap kemampuan dari suatu sistem
informasi untuk memuaskan mereka akan kebutuhan informasi (Ives et.al., 1983).
Salah satu indikasi dari kesuksesan pengembangan sistem adalah kepuasan para
pengguna (McKeen et.al., 1994; Choe, 1996; Hardgrave et.al., 1999). Kesuksesan
dari sistem informasi mempresentasikan suatu keadaan multidimensional yang
alami, termasuk kepuasan dari para pengguna (Pitt et.al., 1995). Partisipasi
dari para pengguna dalam pengembangan sistem informasi menghasilkan
ketersediaan untuk kebutuhan dan pengharapan para pengguna  untuk melakukan pekerjaan mereka secara
maksimal dan menghasilkan kepuasan bagi para pengguna.


     Hwang dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi mempunyai
hubungan yang sangat signifikan dengan keberhasilan sistem. Artinya dalam
konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk
mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam pengembangan sistem dapat
tercapai.


            Berdasarkan
uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesa sebagai berikut:


HA3: Interaksi antara partisipasi dan kepuasan
pemakai mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja sistem informasi.





2.2
Kajian Pustaka


2.2.1.  Pengaruh Partisipasi Pemakai
Dalam Pengembangan Sistem Informasi


Pengguna mempunyai
peran yang sangat sentral dalam pengembangan sitem informasi. Faktor
partisipasi pengguna secara umum dari berbagai hasil riset memberikan
kontribusi positif terhadap keberhasilan pengembangan sistem.


Meta analisis yang
dilakukan oleh Hwang dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi pengguna
mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan keberhasilan sistem. Artinya
dalam konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk
mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam pengembangan sistem dapat
tercapai. Doll dan Deng (2001) menyatakan bahwa partisipasi pengguna merupakan
faktor penting yang harus dipenuhi. Wawancara, survey, identifikasi kebutuhan
pengguna akan dilakukan secara intens untuk memperbaiki kualitas keputusan
desain sistem informasi. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kepuasan
pengguna yang pada gilirannya menyebabkan keberhasilan pengembangan sistem.


2.2.2.  Kepuasan Pemakai Dan Kinerja
Sistem Informasi


Suatu departemen SI
yang sukses harus mampu memberikan keuntungan bagi para pengguna jasa melalui
aktivitas pelayanan yang dilakukannya dan mampu membantu organisasi mencapai
tujuannya. Dengan kata lain suatu departemen SI yang sukses haruslah efektif
bagi pengguna dan organisasinya. Dengan demikian mampu memberikan kepuasan
kepada para pengguna jasanya.


Perluasan fungsi
departemen SI seiring dengan kemajuan dan perubahan lingkungan bisnis global
menuntut diperbesarnya cakupan model kesuksesan sistem informasi yang
ditawarkan ajukan oleh DeLone dan McLean (1992). Pitt et.al. (1995) menawarkan
suatu model yang diperbaharui dengan menambahkan kualitas jasa sistem
informasi. Kualitas jasa bersama-sama dengan kualitas sistem dan informasi akan
mempengaruhi kegunaan dan kepuasan para pengguna jasa sistem informasi.


2.2.3. 
Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem
Informasi


Terkait dengan
partisipasi pengguna, Doll dan Deng (2001) memberikan gambaran bahwa
partisipasi merupakan variabel yag sangat kompleks. Secara psikologis,
partisipasi diharapkan mampu mencapai tiga aspek penting, yaitu aspek kognitif,
aspek motivasional serta aspek pencapaian nilai. Kesuksesan pencapaian target
dari ketiga aspek ini pada gilirannya akan menyebabkan semakin meningkatnya
produktifitas dan kepuasan pengguna.


Setianingsih dan
Indriantoro (1998) dalam (Nurika dan Nur, 1994:4) melakukan penelitian terhadap
94 manajer divisi atau departemen dari berbagai perusahaan jasa, manufaktur,
maupun dagang yang berlokasi di wilayah Indonesia. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sisgnifikan antara partisipasi
dengan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
















































































BAB III


METODE
PENELITIAN








Metode penelitian ini mencakup
penentuan populasi dan sampel, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan
data, serta teknik analisis data yang merupakan cara atau metode yang dipakai
dalam melaksanakan penelitian.





3.1.
Populasi dan Sampel Penelitian


3.1.1. Populasi


Populasi dalam
penelitian ini adalah para pemakai akhir sistem informasi di perguruan tinggi
yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.


Pemilihan UII ini dikarenakan UII
telah menerapkan sistem informasi terkomputerisasi dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahannya,
dimana sebagai institusi pendidikan akan cepat terkena dampak kemajuan
teknologi seperti hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, kualitas layanan,
dan kemudahan layanan.





3.1.2. Sampel


Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive random sampling. Pengambilan
sampel dengan cara ini merupakan teknik pengambilan sampel secara acak dengan
pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah dosen, karyawan, dan
mahasiswa di  Fakultas Ekonomi UII.








3.2.
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


3.2.1. Instrumen Penelitian


Dalam penelitian
ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
pertanyaan-pertanyaan berupa kuesioner yang akan disebarkan pada responden
yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.


Instrumen kuesioner ini terdiri dari
15 item pertanyaan yaitu:


a)        
Pertanyaan-pertanyaan
untuk mendapatkan data partisipasi pemakai yang dikaitkan dengan kinerja sistem
informasi, terdiri dari 10 pertanyaan yaitu kontribusi terhadap pengembangan
sistem, keanggotaan tim pengembang, penyelesaian hambatan, pengidentifikasian
masalah, perbaikan prosedur yang ada, tanggung jawab terhadap operasional
sistem, volume pekerjaan harian, rutinitas pekerjaan, frekuensi penggunaan
sistem, dan keperluan penggunaan sistem informasi. Item-item pertanyaan diukur
dengan menggunakan 6 poin skala Likert.


b)       
  Pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
tingkat kepuasan pemakai terhadap sistem informasi yang ada, terdiri dari 5
pertanyaan, yaitu penggunaan sistem dalam penyelesaian pekerjaan, efisiensi,
efektivitas, peranan sistem dalam pembuatankeputusan dan kegunaan sistem.
Item-item pertanyaan diukur dengan 6 point skala Likert.





3.2.2. Sumber Data Penelitian


Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan sumber
data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya. Dalam hal ini data primer berupa hasil pengisian kuesioner oleh
dosen, karyawan dan mahasiswa di UII Yogyakarta.





3.2.3. Teknik Pengumpulan Data


Tenik pengumpulan
data menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden
yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa di UII Yogyakarta. Peneliti melakukan
penyebaran kuesioner dengan cara mendatangi satu persatu calon responden.
Penyebaran dilakukan dalam lingkungan perguruan tinggi.


Alasan menggunakan
metode survei dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden
adalah agar supaya peneliti dapat menghemat waktu, tenaga, biaya. Penggunaan
metode tersebut dapat mengungkap persepsi responden secara sebenarnya.





3.3.
Definisi Operasional Variabel


3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel)


Pada penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah kinerja sistem.


Kinerja sistem menurut Soegiarto
(2001) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4) merupakan penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


Rahayu dan
Supriyadi (2000) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4) melakukan penelitian yang
mempertimbangkan level perkembangan sistem dengan melihat hubungan antara
kinerja SI dengan faktor-faktor yang memepengaruhi kinerja SI. Penelitian yang
dilakukan oleh Soegiarto (2001) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4) mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem menyimpulkan bahwa tingginya
kepuasan pemakai diperoleh dari pemakai yang mempunyai partisipasi dalam
pengembangan sistem.





3.3.2.Variabel Bebas (Independent Variabel)


Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah partisipasi pemakai dan kepuasan pemakai.


1.        
Partisipasi
Pemakai


Partisipasi pemakai
merupakan keterlibatan pemakai sistem informasi dalam pengembangan sistem
informasi. Apabila pemakai diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dan
usulan dalam pengembangan sistem informasi maka pemakai secara psikologis akan
merasa bahwa sistem informasi tersebut merupakan tanggung jawabnya sehingga
diharapkan kinerja sistem informasi akan meningkat.


2.        
Kepuasan  Pemakai


Kepuasan  pemakai merupakan rasa terpenuhinya kebutuhan
pemakai akan sistem informasi. Kepuasan pemakai ditunjukkan oleh terpenuhinya
kebutuhan pemakai dan kemudahan pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi
sehingga kinerja sistem informasi akan semakin tinggi.





3.4.
Teknik Skala Penelitian


Untuk variabel
partisipasi pemakai kaitannya dengan kinerja sistem informasi, menggunakan 6
point skala Likert, pilihan yang tersedia yaitu:


SS
           = sangat setuju dengan skor 1


S  
           = setuju dengan skor 2


AS            =
agak setuju dengan skor 3


ATS          =
agak tidak setuju dengan skor 4


TS             =
tidak setuju dengan skor 5


STS          =
sangat tidak setuju dengan skor 6





Untuk variabel
kepuasan pemakai terhadap sistem informasi menggunakan 5 point skala Likert.
Pilihan yang tersedia yaitu :


SM           =
sangat memuaskan dengan skor 1


M 
           = memuaskan dengan skor 2


AM           =
agak memuaskan dengan skor 3


ATM        =
agak tidak memuaskan dengan skor 4


TM           =
tidak memuaskan dengan skor 5


STM         =
sangat tidak memuaskan dengan skor 6








3.5.
Teknik Analisis Data


3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas


Pada penyusunan
kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan
reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur
apa yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut
konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Tujuan pengujian
validitas dan reliabilitas kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner
yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan
gejala yang valid.


3.5.1.1. Uji Validitas


Validitas adalah
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Validitas sebuah survey dapat diketahui melalui uji validitas berdasarkan
kuesioner dan jawaban dari responden. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.


Pengujian validitas
dilakukan berdassrkan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor setiap
pertanyaan dengan skor totalnya. Teknik korelasinya menggunakan pearson
correlation dengan alat bantu Software SPSS 11 item pertanyaan diberi predikat
valid jika memiliki koefisien korelasi pearson positif dengan signifikansi ≥5%
(0.05).


3.5.1.2. Uji Reliabilitas


Analisis
reliabilitas adalah analisis untuk menguji sejauh mana suatu instrumen
pengukuran dapat diandalkan atau sejauh mana suatu hasil pengukura relatif
konsisten jika pengukuran diulang dua kali atau lebih. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Cronbach Alpha.


Uji reliabilitas
dapat dihitung dengan bantuan software spss 11.00 for windows. Jika dari hasil
perhitungan komputer tersebut mendapatkan nilai cronbach’s alpha  lebih besar dari r-tabel maka instrumen
dinyatakan cukup reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memiliki Cronbach alpha ≥0.50 (Nunally:1978) dalam Nursya’bany Purnama
(2002:179).








3.5.2.
Uji Asumsi Klasik


Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu
multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.


3.5.2.1. Multi Kolinearitas


Uji
multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang
memiliki kemiripan dengan variabel bebas lain dalam suatu model. Kemiripan
antara variabel bebas dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi
yang sangat kuat antar suatu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain.
Selain itu deteksi multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan
dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.


Deteksi
multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari bebrapa hal, antara lain:


a.    Jika nilai Varian Inflation Factor (VIF) tidak
lebuh dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1, maka dapat dikataka
terbebas dari multikolinearitas. VIF=1/Tolerance. Semakin tinggi VIF maka
semakin rendah tolerance.


  1. Jika nilai koefisien korelasi antar
    masing0masing variabel nmdependent kurang dari 0,07 maka model dapat
    dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0,7
    maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel
    independent sehinggat terjadi multikolinearitas.

  2. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat
    dari R2 maupun R-square diatas 0,06 namun tidak ada variabel independent
    yang berpengaruh.






3.5.2.2. Heterokedastisitas


Hetereokedastisitas
menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke
periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini menggunakan metode korelasi
ranking spearman (Spearman Rank korelation). Bila nilai probabilitas
(sig)>0,05, maka tidak terjadi gejala heterokedastisitas.





3.5.2.3. Autokorelasi


Autokorelasi untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada  peride t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang
baik adalh regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi digunakan  pengujian
Durbin-Watson (Alghifari, 1997:79).





3.5.3. Analisis Koefisien Korelasi


Merupakan analisis
yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara suatu variabel independen
(partisipasi pemekai dan kepuasan pemakai) terhadap variabel dependen (kinerja
sistem informasi). Pengujian analisis koefisien korelasi akan menggunakan
pearson correlation analysis. Menurut Young dalam Djarwanto (1996) dalam
Skripsi S-1 Anik, 2003) kriteria derajat hubungan korelasi adalah sebagai
berikut : koefisien korelasi 0.70 sampai 1.00 (plus atau minus) menunjukkan
derajat hubungan yang sedang. Apabila koefisien korelasinya diatas 0.20 sampai
dibawah 0.40 (plus atau minus) menunjukkan adanya korelasi yang rendah dan
apabila kurang dari 0.20 dapat diabaikan.





keywords : Contoh Proposal Penelitian PENGARUH PARTISIPASI DAN KEPUASAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI,proposal

0 Response to "Contoh Proposal Penelitian PENGARUH PARTISIPASI DAN KEPUASAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel