Makalah Metode dan Teknik Pemilihan Data & Metode Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Makalah Metode dan Teknik Pemilihan Data & Metode Pengumpulan Data Dalam Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Teknik
penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah satu unsure
yang sangat penting. Uraian pada pembahasan ini mencakup tujuh bagaian dan
dibahas berturut-turut, yaitu pengertian sumber data, pengertian sampel, jenis
sampel yang dilakukan, pengertian populasi menurut suharsimi arikunto ( 2010 )
yaitu di maksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesoner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan apabial peneliti menggunakan teknik observasi, sumber datanya bisa berupa
benda, gerakatau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhnya jagung,
sedang objek penelitinya adalah pertumbuhan jagung. Apabila penelitian
menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data,
sedang isi catatan subjek peneliti atau variabel peneliti setelah melakukan
teknik sumber data, peneliti sebaiknya melakukan populasi dalam suatu
penelitian tindakan selalu perlu untuk peneliti semua individu dalam populasi
karena akan memakan banyak waktu dan biaya yang besar.
Sampel berasal dari
bahasa inggris “ sampel “ yang artinya contoh : somotan atau mencomot yaitu
mengambil sebagian saja dari yang banyak. Oleh karena itu dilakukan pengambilan
sampel dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representif
atau yang mewakili seluruh populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar
pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi (
waktu dan biaya ) dan masalah penelitian dimana penelitian dengan pengambilan
sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika peneliti terhadap populasi
belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu
penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu biaya
dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presis ( tingkat ketepatan ) yang akan
diperoleh sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel yang
akan digunakan.
Karena
berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramalkan atau dikendalikan dapat
diteliti.
Penelitian
ilmian boleh dikatakan hamper selalu hanya dilakukan terhadab sebagian saja
dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi peneliti boleh dilakukan
terhadab sampel tidak terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi
ini mengandung resiko baha akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena
sampel tidak akan mencerminkan secara cepat tepat keadaan populasi. Berbagai
teknik pemantauan sampel iyu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkeil
kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai kalau
diperoleh sampel yang representif, yaitu sampel yang benar – benar mencerminkan
populasinya. Populasi dan sampel sebagai keseluruhan atau sebagian contoh dari
objek- objek yang diteliti mendengar istilah sampel orang akan cenderung
menghubungkannya dengan contoh misalnya ketika jalan jalan dipusat perbelanjaan
dan diberikan hadiah sabun dalam bentuk yang lebih kecil, maka di sebut sampel
( contoh ) sabun ( asli ). Lalu, apa hubungannya sampel barang tersebut dengan
statistic ? dalam menentukan sumber data populasi dan sampel penelitian, sudah
barang tentu harus sesuai dengan langkah langkah yang di tentukan serta
haruslah tepat dan efisien. Kendala kendala yang timbul selayaknyadapat di
antisipasi oleh peneliti. Oleh karenanya, dalam menentukan populasi dan sampel
peneliti hendaklah memperhatikan hal_hal yang berkaitan dengan sumber data,
populasi dan sampel, sehingga didapatkan sampel yang tepat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian populasi ?
2. Apa
saja bentuk populasi sampel ?
3. Bagaimana
kegunaan sampel ?
4. Apa
saja prosedur pengembilan sampel ?
5. Bagaimana
teknik sampel ?
6. Apa
yang dimaksud dengan besar sampel ?
7. Pengertian
Pengumpulan Data ?
8. Jenis-jenis
metode atau instrument pengumpulan data ?
C. Tujuan
Penelitian
Dalam tujuan penulisan di makalah ini agar penulis
dan pembaca dapat mengetahui secara baik akan apa yang dimaksud dengan
populasi, teknik pengambilasn sampel dan cara menentukan besar sampel sehingga
dalam pembuatan proposal, tesis maupun karya tulis ilmia kita dapat mengetahui
apa yang dapat dibahas dalam metode penelitiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
populasi dan sampel
Pelaksanaan
suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang di teliti atau diselidiki.
Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati
lainnya, serta peristiwa dan gejalah di dalam manyarakat atau di dalam alam.
Dalam
melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukangnya terhadap seluruh
objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh
objek tersebut. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian dari objek yang di
teliti, tetapi hasilnya dapat mewakili atau mencakup seluruh objek yang di
teliti.
Keseluruhan
objek peneliti atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian
atau universe. Sedangkan sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini di sebut “ sampel
penelitian “. Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara atau
teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili
populasinya. Teknik ini biasanya disebut “ teknik sampling “. Didalam
penelitian survey teknik sapling ini sangat penting dan perlu diperhitungkan
masak-masak. Sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik akan mempengaruhi
validitas hasil penelitian tersebut
1. Populasi
Populasi dapat
didefinisikan dengan beberapa cara sebagai berikut :
a) Suatu
himpunan individu degan sifat-sifat yang ditentukan atau dipilih oleh si penelitisedemikian
rupa sehingga setiap individu dapat menyatakan dengan tepat apkan individu
tersebut menjadi anggota populasi atau tidak.
b) Berkaitan
dengan variabel, maka populasi dapat didefinisikan sebagai himpunan semua
vasiabel, baik univariat maupun multivariate, yang mungkin ditinjau oleh
seorang peneliti.
c) Berkaitan
dengan data, baik data kuantitatif maupun kualitatif, maka populasi dapat
didefinisikan sebagai himpunan semua data yang mungkin diobservasi atau
dicacah/dicatat oleh seorang peneliti. Dengan kata lain, populasi adalah
himpunan semua individu yang dapat ( atau yang mungkin akan ) memberikan data
dan informasi untuk suatu penelitian.
2. Sampel
a) Bagian
populasi yang diambil untuk di teliti atas sebagian jumlah dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi
b) Sebagian
yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.
B. Sampel
dan populasi
Sampel merupakan suatu himpunan bagian ( subset )
dari sebuah populasi tetentu. Sesuai dengan definisi populasi yang di kemukakan
di atas, maka sampel dapat didefinisikan sebagai.
a. Himpunan
individu yang jumlahnya terbatas atau sangat terbatas yang telah terpilih atau
dipilih dari populasi individu tertentu.
b. Berkaitan
dengan variabel, maka sampel dapat didefinisikan sebagai himpunan variabel yang
yang jumlahnya terbatas atau sangat terbatas yang terpilih atau dipilih dari
populasi variabel tertentu.
c. Berkaitan
dengan data, baik data kuantitatif maupun kualitif maka sampel dapat
didefinisikan sebagai himpunan nilai/skor/ukurran yang tercatat atau
diobservasi berkaitan dengan peristiwa atu fakta yang terjadi.
Dalam penelitian survey, suatu
sampel mempunyai ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan populasi yang di
tinjau. Dengan memperhatikan peran sampel dalam penelitian survey, maka kita
dapat membedakan tiga bentuk populasi di bawah ini.
a. Populasi
sampel
Populasi sampel merupakan populasi dimana sebuah
sampel di pilih secara langsung dengan menerapkan suatu metode pemilihan sampel
tertentu, termasuk metode pemilihan stratifikasi bertahap (lihat agung, 2011,
2009, 2008, 2006 & 1992). Sehingga hasil analisis berdasrkan sebuah sampel
akan dipakai untuk mepelajari atau memprakirakan karakteristik populasi sampel
yang bersangkutan. Hasil analisis satistika inferensial berdasarkan suatu
sampel probabilitas lebih dapat dipertanggung jawabkan berlaku untuk populasi
sampel, dengan dukungan teori probabilitas dan menerapkan metode analisis
statistika yang tepat. Akan tetapi, hail setiap analisis inferensial tersebut
hanyalah mempunyai kebenaran probabilitas.
b. Populasi
target
Populasi target merupakan populasi yang jauh lebih
luas dari populasi sampel, untuk hasilgeneralisasi berdasarkan sebuah sampel
diharapkan akan berlaku atau dapat diterima secara teoritis, tetapi bukanlah
secara statisktika.
c. Populasi
hipotesis
Dalam praktik, cukup banyak data sampel atau objek
penelitian diperoleh tanpa mulai dengan mengidetifikasi populasi yang akan
ditinjau, tetapi mulai dengan kelompok
individu yang yang kebetulan atau terpaksa menjadi objek atau reponden
suatu penelitian, karena beberapa faktor. Sebgai contoh :
1. Sampel
suakrelawan, individu-individu secara suka rela bersedia menjadi objek
penelitian karena beberapa faktor, diantaranya akena ada imbalan.
2. Sanpel
kekerabatan, keseidaan responden untuk memberikan respons terhadap suatu
kuesioner karena adanya hubungan kekerabatan, baik langsung maupun tak langsung
dengan si peneliti.
3. Sampel
kekuasaan/perkosaan, objek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka menjadi
objek suatu penelitian berada di bawah
kekuasaan si peneliti. Misalnya dalm suatu penelitian medis, si sakit tidak
menyadari dia sebenarnya menjadi objek uji coba sebuah obat atau alat.
4. Sampel
seenaknya, sampel itu dipilih untuk mudah dan enaknya si peneliti saja, tanpa
memperhitungkan populasinya atau hasil analisis inferensialnya.
Dalam kasus-kasus seperti ini,
populasi penelitian menjadi kurang/tidak jelas lagi, akan tetapi, hasil
berdasarkan kelompok individu yang kebetulan termasuk sebagai sampel juga dapat
dibuat generalisasi yang berlaku untuk suatu populaasi yang abstrak, yang di
sebut populasi hipotesis.
Walaupun populasinya tidak jelas
atau abstrak, hasil penelitian semacam ini juga mempunyai manfaat yang sangat
besar untung pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
C. Kegunaan
sampel
Di
dalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa
memanfaatkan teknik samping.Oleh sebab itu agar dapat dilakukan penelitian terhadap semua sub
bidang dan dengan biaya murah, penelitian dapat melakukan sampling atau
pengambilan sampel terhadap objek yang
di telitinya.
Kegunaan sampling di dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Menghemat
biaya
Proses pelaksanaan penelitian yang
mencangkup alat penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan sebagainya
memerlukan biaya yang relatif besar. Apabila penelitian tersebut dilakukan
terhadap seluruh objek yang diteliti sudah barang tentu akan memakan lebih banyak
lagi biaya.Oleh sebab itu dengan sampling , dalam arti penelitian hanya
dilakukan terhadap sebagai populasi, biaya tersebut dapat ditekan atau
dikurangi.
2. Mempercepat
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap
objek yang banyak [seluruh populasi] jelas akan memakan waktu yang lama, bila
di bandingkan dengan hanya terhadap sebagai populasi saja [sampel].Oleh sebab
itu jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan lebih
cepat selesai.
3. Menghemat
tenaga
Pelaksanaan penelitian yang
dilakukan terhadap seluruh populasi jelas akan memerlukan tenaga yang lebih
banyak bila di bandingkan dengan penelitian yang hanya di lakukan terhadap
sebagian saja dari populasi tersebut. Dengan kata lain, penelitian yang
dilakukan hanya terhadap sampel ini lebih menghemat tenaga.
4. Memperluas
ruang lingkup penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap
seluruh objek akan memakan waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain
yang lebih besar. Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan
waktu,tenaga,dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas
ruang lingkupnya.
5. Memperoleh
hasil yang lebih akurat
Penelitian yang dilakukan terhadap
populasi jelas akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk
usaha-usahaanalisis.Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil
penelitian.Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan
diperoleh hasil analisis yang lebih akurat.
Penelitian yang dilakukan terhadap
seluruh objek akan memakan waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain
yang lebih besar. Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan
waktu,tenaga,dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas
ruang lingkupnya.
6. Memperoleh
hasil yang lebih akurat
Penelitian yang dilakukan terhadap
populasi jelas akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk
usaha-usahaanalisis.Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil
penelitian.Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan
diperoleh hasil analisis yang lebih akurat.
D. Prosedur
pengambilan sampel
Langka-langka yang perlu ditempuh
dalam mengambil sampel dari populasi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu langkah
pokok bagi suatu penelitian ,karena tujuan
penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari
penelitian .Demikian pula dalam menentukan
sampel tergantung pula pada tujuan penelitian. Oleh sebab itu langkah
pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah menentukan tujuan
penelitian.
2. Menentukan
populasi penelitian
Telah disebutkan diatas bahwa anggota
populasi di dalam penelitian tersebut harus di batasi secara jelas.Oleh sebab
itu sebelum sampel ditentukan harus di tentukan dengan jelas kriteria atau
batasan populasinya.Dengan demikian maka akan menjamin pengambilan sampel secara tepat.
3. Menentukan jenis data yang diperlukan
Jenis data yang akan dikumpulkan dari
suatu penelitian harus dirumuskan secara
jelas.Apabila jenis data yang akan di
kumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka dapat dengan mudah ditentukan
dari mana data tersebut diperoleh atau
di tentukan sumber datanya.
4. Menentukan
teknik sampling
Penentuan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel dengan sendirinya akan tergantung dari
tujuan penelitian dan sifat –sifat
populasi .
5. Menentukan
besarnya sampel[sampel size]
Meskipun besarnya/kecilnya sampel belum menjamin represent-tatifnya atau
tidaknya suatu sampel,tetapi menentukan
besarnya sampel dapat merupakan langkah
penting dalam pengambilan sampel.Secara statistic penentuan besarnya
sampel ini akan tergantung pada jenis
dan besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini akan
dibicarakan didalam bagian lain.
6. Penentuan
unit sampel yang diperlukan
Sebelum menentukan sampel yang diperlukan ,terlebih dahulu akan
ditentukan unit-unit yang menjadi anggota populasi . Hal ini akan memudahkan
dalam menentukan unit yang mana akan terjadikan sampel.
7. Memilih
sampel
Apabila karakteristik populasi sudah
ditentukan dengan jelas,maka kita dapat dengan mudah memilih sampel sesuai
dengan karakteristik populasi tersebut.Dalam memilih sampel dari populasi ini
dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik pengambilan sampel.
E. Teknik
sampling
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis
sampel,yauitu sampel-sampel probabilitas {probability samples} atau sering di
sebut random sampleb{sampel acak} dan sampel-sampel non-probabilitas {non
probability samples}.tiap-tiap jenis sampel-sampel ini terdiri dari berbagai macam
pula
a. Random
sampling
Pengambilan sampeling secara random atau acak di
sebut random sampeling, dan sampel yang di peroleh di sebut sampel random.
Teknik random sampeling ini hanya boleh di gunakan apabila setiap unit atau
anggota populasi itu bersifat homogeny. Hal ini berarti setiap anggota populasi
itu mempunyai kesempatan yang sama untuk di ambil sebagai sampel.teknik random
sampel ini dapat di bedakan menjadi:
1. pengambilan
sampel secara acak sederhana {sampel random sampling}.
Hakikat
dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa sitiap anggota atau
unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai
sampel. Apabila besarnya sampel yang di inginkan itu berbeda-beda, maka maka
besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun
berbeda-beda pula. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana ini di
bedakan menjadi dua cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi {lottery
technique}. Random number ini dapat di lihat pada buku-buku statistik.
2. pengambilan
sampel secara acak sistematis {systematic sampling}
Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel
random sampeling caranya adalah, membagi jumlah atau anggota populasi dengan
perkiraan jumlah sampel yang di inginkan. Hasinya adalah interval sampel.
Sampel di ambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi sacara acak
1 sampai dengan n. kemudian membagi dengan jumlah sampel yang di inginkan,
misalnya hasil sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah
setiap kelipan dari X tersebut.contoh,jumlah populasi 200, sampel yang di
inginkan 50, maka intervalnya adalah 200 : 50= 4. Maka anggota populasi yang
terkena sampel adalah setiap elemen yang mempunyai nomor kelipatan 4, 8, 12,
16, dan seterusnya sampai mencapai 50 anggota sampel.
3. pengambilan
sampel secara acak stratifikasi {stratified sampeling atau stratified random
sampeling}
Apabila suatu populasi terdiri dari unit yang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, maka teknik
pengambilan sampel yang tepat di gunakan adalah stratified sampeling. Hal ini
di lakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota
populisi, kemudian menentukan srata atau lapisan atau lapisan dari jenis
karakteristik unit-unit tersebut. Penentuan srata ini dapat di dasarkan
bermacam-macam, misalnya tingkatan ekonomi pasien, tingkat keparahan penyakit,
umur penderita, dan lain sabagainya. Setelah di tentukan sratanya barulah dari
masing-masing srata ini di ambil sampel yang mewakili srata tersebut secara
random atau acak.
Agar perimbingan sampel dari masing-masing srata itu
memadai, maka dalam teknik inisering pula di lakukan perimbingan antara jumlah
anggota populasi berdasarkan masing-masing srata. Oleh sebab itu maka di sebut
pengambilan sampel secara proppational stratified sampeling.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan stratified,
mula-mula kita mebetapkan unit-unit
anggota populasi dalam bentuk strata yang di dasarkan pada karakteristik umum
dari anggota-anggota populasi ya berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteeristik
umum yang sama, di kelompokan pada satu strata, kemudian dari
masing-masingnstrata di ambil sampel yang mewakilinya.
Langkah-langkahyang di tempuh
pengambilan sampel secara stratified adalah:
a. Menentukan
populasi penelitian.
b. Mengidentifikasi
segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota populasi.
c. Mengelompokan
unit anggota populasi yang mempunyai karakteristik umum yang sama dalam suatu
kelempok atau strata misalnya berdasarkan tingkat pendidikan.
d. Pengambilan
dari setip strata bagian unit yang menajdi anggotanya untuk mewakili strata
yang bersangkutan.
e. Teknik
pengambilan sampel dari masi masing-masing strata dapat di lakukan dengan cara
random atau non-random.
f. Pengambilan
sampel dari masing-masing strata sebaliknya di lakukan berdasakan perimbangan
{proposional}.
4. Pengambilan
sampel secara kelompo atau gugus {cluster sampeling}
Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit
individu,tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Gugusan atau kelompok yang
di ambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis {desa,kecamatan,
kabupaten, dan sebagainya}, unit organisasi, misalnya klinik, PKK, LKDM, dan
sebagainya. Pengambilan sampel secara gugus, peneliti tidak mendaftar anggota
atau unit yang ada di dalam populasi, melainkan cukup mendaftar banyak kelompok
atau gugus yang ada di dalam populasi itu. Kemudian mengambil sampel
berdasarkan gugus-gugus tersebut. Misalnya penilitian tentang kesinambungan
imunisasi anak balita di kecamatan X tersebur secara random. Kemudian semua
anak balita yang bedomisilidi tiga kelurahan yang terkena sampel tersebut
itulah yang di teliti.
5. Pengambilan
sampel secara gugus bertahap[multistage sampling]
Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan
berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap.Hal ini memungkinkan untuk
dilaksanakan bila populusi terdiri dari bermacam-macam tingkat
wilayah.Pelaksanaan dengan membagi wilayah populasi kedalam su-sub wilayah, dan
tiap sub wilayah dibagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, dan seterusnya.
Kemudia menetapkan sebagian dari wilayah popilasi [sub wilayah] sebagai sampel.misalnya pelaksanaan
suatu penelitian di suatu wilayah kabupaten. Mula –mula di ambil beberapa
kecamatan sebagai sampel, dari kecamatan terkenal sampel di ambil beberapa
kelurahan sebagai sampel,selanjutnya dari kelurahan di ambil beberapa RW
sebagai sampel dan akhirnya dari RTke RT yang terkenal sampel. Oleh sebab itu,
pengambilan sampel semacam ini disebut area sampling atau pengambilan sampel
menurut wilayah.
b. Non
Random ( non probality ) sampling
Pengambilan sampel bukan secara ack atau random
adalah pengambilan sampel yang tidak berdasarkan atas kemungkinan yang dapat di
perhitungkan, metode ini mencakup beberapa teknik antara lain sebagai berikut :
1. Purposive
sampling
Pengambilan
sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketehui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan sampel secara purposive ini
antara lain sebagai berikut : mula–mula peneliti mengidentifikasi semua
karakteristik populasi misalnya dengan mengadakan studi pendahulun/ dengan
mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian penelitian
menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sehingga dari anggota populasi menjadi
sampel peneliti, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini
didasarkan pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Teknik ini sangat cocok untuk
mengadakan studi kasus (case study ), dimana banyak aspek dari kasus tunggal
yang representative untuk diamati dan dianalisis.
2. Quota
sampling
Pengambilan
sampel secara Quata dilakukan dengan cara menetabkan sejumblah anggota sampel
secara quota atau jatah. Teknik sampling ini digunakan dengan cara :
pertama-tama menetabkan berapa besar jumblah sampel yang diperlukan atau
menetabkan quatum ( jatah ). Kemudian jumlah atau quatum itulah yang dijadikan
dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. Anggota pupulasi manapun
yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting jumlah quatum yang sudah
ditetabkan dapat dipenuhi.
3. Accidental
sampling
Pengambilan
sampel secara aksidental ( accidental ) ini dilakukan dengan mengambil kasus
atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Bedaja dengan purposive
sampling adalah, kalau sampel yang diambil secara purposive berarti dengan
sengaja mengambil atau memilih kasus atau responden. Sedangkan sampel yang
diambil secara aksidental berarti sampel diambil dari responden atau kasus yang
kebetulan ada.
F. Penyimpangan
( error ) dalam penelitian
~ sampling error :
-
Penyimpangan
yang terjadi akibat pengembalian sampel
-
Sebaik apapun
sampel tetap ada penyimpangan
Sampling error adalah perbedaan antara estimasi yang
diperoleh dari sampel dengan parameter populasi. ( lemeshow S, et el, 1993 ).
Sampling error sebenarnya hal ini bukanlah benar-benar kesalahan tetapi adalah
variasi dari konsekuensi pengambilan sampel (sabri L dan hastono S, 1999).
Jadi sampling error adalah perbedaan antara estimasi
yang diperoleh dari sampel dengan parameter populasi dan sebetulnya adalah variasi
dari konsekuensi pengambilan sampel.
Kesalahan sampling ini bisa dikontrol maksudnya bisa
diperkecil, misalnya dengan jalan menambah jumlah sampel yang akan diteliti.
Sampling error dalam perhitungan jumlah sering
digunakan istilah presisi.presisi berhubungan erat dengan confidence interval.
~ non sampling error:
Penyimpangan
yang terjadi bukan karena pengambilan sampel, tetapi penyimpangan pada saat
pelaksanaan penelitian , misalnya saat :
-
Perencanaan
-
pengumpulan data
-
pengolaan data
-
analisis data
kesalahan bukan karena sampling disebabkan oleh
hal-hal yang sering non teknis sifatnya seperti kurang sadarnya responden,
kekeliruan pemeriksaan kesalahan mencatat, kelupaan karena kesalahn,
kecerobohan, kesalahpahaman terhadap konsep dan definisi, salah mengukur, salah
minghitung dan sebagainya. Sedangkan menurut sabri L dan Hastono, kesalahan non
sampling maksudnya ialah kesalahan yang bukan karena sampel tetapi disebabkan
pelaksanaan dalam pengambilan sampel sampai analisisnya.
G. Besar
Sampel
Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi
sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu menjadi
satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang
benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Cara
menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang
diambil. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain
cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan
khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan
berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Pada
penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain
atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang, meskipun
ada beberapa yang menggunakan case
control ataupun khohor.
a. Besar sampel merupakan
·
Syarat penting untuk suatu generalisasi atau inferensi
·
Semakin homogeny populasi, semakin kecil sampel, semakin
heterogen populasi, semakin besar sampel
·
Tujuan penentuan besar sampel :
-
Mewakili populasi ( representativeness )
-
Keperluan analisis
b. Perlu diperlukan :
·
Tujuan penelitian/analisis
·
Jenis dan rancangan peneliti
·
Jumlah populasi
·
Karakteristik populasi/cara pengambilan sampel ( teknik
sampling )
·
Jenis ( skala pengukuran )
c. Besar sampel ditentukan oleh :
1. Tujuan penelitian :
-
Estimasi ( proporsi atau estimasi rata-rata )
-
Uji hipotesis ( sig, level: α dan power: 1-β )
2. Disain penelitian :
-
Observasi : ~ cross sectional
~ case control
~ cohort
-
Experiment ( clinical trial )
3. Presisi: devisiasi nilai estimasi
dengan nilai populasi sebelumnya atau perbedaan antara dua nilai pupulasi
4. Derajat kepercayaan
tingkat singnifikan ( α ) 1% atau 5%
5. Metode sampling : SRS atau bukan SRS
6. Kekuatan uji, ( 1- β )
(
lemeshow,S,et al, 1997 )
Table
probaliti terjadinya kesalahan dalam uji statis
kesimpulan uji statistik |
keadaan yang sebenarnya di populasi |
||
Ho benar |
Ho salah |
||
gagal tolak Ho |
1
- α |
β kesalahan tipe II |
|
tolah Ho |
α kekuatan tipe 1 |
1- β kekuatan uji |
|
Zα untuk
nilai α tertentu
α |
Zα |
Zα/2 |
0,10 |
1,28 |
1,64 |
0,05 |
1,64 |
1,96 |
0,025 |
1,96 |
2,24 |
0,01 |
2,33 |
2,58 |
Zβ untuk
nilai β tertentu
β |
power ( 1-β ) |
Zβ |
> 0,50 |
< 0,50 |
< 0,00 |
0,50 |
0,50 |
0,00 |
0,40 |
0,60 |
0,25 |
0,30 |
0,70 |
0,53 |
0,20 |
0,80 |
0,84 |
0,15 |
0,85 |
1,01 |
0,10 |
0,90 |
1,28 |
0,05 |
0,95 |
1,64 |
0,025 |
0,975 |
1,96 |
0.01 |
0,99 |
2,33 |
PENELITIAN
OBSERVASIONAL
a. besar sampel pada satu
populasi
1. Estimasi
a. Simple random sampling atau
systematic random sampling
- Data kontinyu
Untuk populasi infinit,
rumus besar sampel adalah :
Z2 1-α/2 σ2
n =
-------------
d2
Jika populasi finit, maka rumus besar
sampel adalah :
N Z2 1-α/2 σ2
n = --------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 σ2
di mana n = besar sampel
minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi
normal baku (tabel Z) pada α tertentu
σ2 = harga varians di
populasi
d = kesalahan (absolut) yang
dapat ditolerir
N = Besar Populasi
- Data proporsi
Untuk populasi infinit,
rumus besar sampel adalah :
Z2 1-α/2 P (1-P)
n =
--------------------
d2
Jika populasi finit, maka rumus besar
sampel adalah :
N Z2 1-α/2 P (1-P)
n =
-------------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 P (1-P)
di mana n = besar sampel
minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi
normal baku (tabel Z) pada tertentu
P = harga proporsi di
populasi
d = kesalahan (absolut) yang
dapat ditolerir
N = besar populasi
• Stratified random sampling
• - Data kontinyu
di mana n = besar sampel
minimum
N = besar populasi
Z1-α/2 = nilai distribusi
normal baku (tabel Z) pada α tertentu
α2
h = harga varians di
strata-h
d = kesalahan (absolut) yang
dapat ditolerir
W h = fraksi dari observasi
yang dialokasi pada strata-h = N h/N
Jika digunakan alokasi
setara, W = 1/L
L = jumlah seluruh strata yang ada
Data proporsi
• Rumus besar sampel
adalah :
di mana n = besar
sampel minimum
N = besar populasi
Z1-/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Ph = harga proporsi di
strata-h
d = kesalahan (absolut)
yang dapat ditolerir
W h = fraksi dari
observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N
Jika digunakan alokasi
setara, W = 1/L
L
= jumlah seluruh strata yang ada
c. Cluster random sampling
- Data kontinyu
Pada cluster random
sampling, ditentukan jumlah cluster yang akan diambil sebagai sampel.
Rumusnya adalah :
N Z2 1-α/2 α2
n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z2 1-α/2 α2
di mana n = besar sampel
(jumlah cluster) minimum
N = besar populasi
Z1-α/2 = nilai distribusi
normal baku (tabel Z) pada α tertentu
α2 = harga varians di
populasi
d = kesalahan (absolut) yang
dapat ditolerir
C = jumlah seluruh cluster di populasi
- Data proporsi
• Rumus besar sampel adalah :
N
Z2 1-α/2 α2
n
= ----------------------------------
(N-1)
d2 (N/C) 2 + Z2 1-α/2 α2
di mana n = besar sampel (jumlah
cluster) minimum
N = besar populasi = mi
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada α tertentu
d = kesalahan (absolut) yang dapat
ditolerir
C = jumlah seluruh cluster di populasi
σ2 = (ai – mi P)2/(C’-1) dan P = ai
/mi
ai = banyaknya elemen yang masuk
kriteria pada cluster ke-i
mi = banyaknya elemen pada cluster ke-i
C’
= jumlah cluster sementara
b. Besar sampel pada dua populasi
1. Estimasi
a. Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :
di mana n = besar sampel minimum
Z 1-α/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada α tertentu
σ2 = harga varians di populasi
d
= kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
b. Data proporsi
-
Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut :
di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2
d
= kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
- Cohort
Rumus besar sampel
sebagai berikut :
di mana n = besar
sampel minimum
Z1-/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan
probabilitas outcome (+) pada populasi 1
P2 = perkiraan
probabilitas outcome (+) pada populasi 2
= kesalahan (relatif)
yang dapat ditolerir
Pada penelitian cohort,
untuk mengantisipasi hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi
dengan 1/(1-f),
di mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri
atau
drop out.
- Case-control
Rumus besar sampel adalah :
di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
P1* = perkiraan probabilitas paparan
pada populasi 1 (outcome +)
P2* = perkiraan probabilitas paparan
pada populasi 2 (outcome -)
=
kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir
2. Uji Hipotesis
a. Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :
di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
2 = harga varians di populasi
1-2
= perkiraan selisih nilai mean di populasi 1 dengan populasi 2
b. Data proporsi
- Cross sectional
di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2
P
= (P1 + P2)/2
- Cohort
di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+)
pada populasi 1
P2 = perkiraan probabilitas outcome (+)
pada populasi 2
P = (P1 + P2)/2
Pada penelitian cohort,
untuk mengantisipasi hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f),
di mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri
atau drop out.
- Case-control
di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada tertentu
P1* = perkiraan probabilitas paparan
pada populasi 1 (outcome +)
P2* = perkiraan probabilitas paparan
pada populasi 2 (outcome -)
Jika besar sampel kasus dan kontrol
tidak sama (unequal), dibuat modifikasi
besar sampel dengan memperhatikan rasio
kontrol terhadap kasus. Rumus di
atas dikalikan dengan faktor (r + 1) /
(2 . r). Besar sampel untuk kelompok
kontrol
adalah (r.n).
Pengertian Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan
oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.
Menurut Suharsimi
Arikunto (2006:1630) bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya, sedangkan instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan
dipermudah olehnya. Instrumen
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode
pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya
tes, kusioner/angket, interview/wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Menurut Suharsimi
Arikunto (2006:149) ada beberapa instrumen yang namanya sama dengan
metodenya, antara lain:
1.
Instrumen untuk
metode tes a\dalah tes atau soal tes;
2.
Instrumen untuk
metode angket atau kusioner adalah angket atau kusioner;
3.
Instrumen untuk
metode observasi adalah check-list;
4.
Instrumen untuk
metode dokumentasi adalah pedoman dokumen-tasi atau dapat juga check-list.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian adalah suatu proses
yang dilakukan untuk mengungkap berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat
dengan menggunakan berbagai cara dan metode agar proses ini berjalan secara
sisitematis dan lebih dapat dipertanggung jawabkan kevaliditasnya.
A.
Jenis-jenis Metode atau Instrumen Pengumpulan Data
Secara garis besar dapat digolongkan menjadi
dua macam, yaitu Tes dan Non-test (bukan tes).
1. Instrumen Tes
Menurut Suharsimi Arikunto
(2002:193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam membicarakan tes
ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya terstandar (standardized). Ditinjau dari sasaran
atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan
alat ukur lain.
a.
Tes
kepribadian (personality test), yaitu tes
yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Yang diukur bisa
self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b.
Tes
bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan
untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c.
Tes
intelegensi (intelligence test), yaitu tes
yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat
intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
d.
Tes
sikap (attitude test), yaitu alat yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e.
Tes
minat (measures of interest), yaitu alat untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f.
Tes
prestasi (achievement test), yaitu tes
yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Dalam menggunakan metode tes,
peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes terdiri
dari banyak butir tes (item) yang
masing-masing mengukur satu jenis variable
2. Instrumen Non-test
(bukan tes)
a.
Angket atau Kusioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Kusioner dipakai untuk menyebut metode maupun
instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kusioner, instrumen yang
dipakai adalah angket atau kusioner.
Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandangan:
1)
Dipandang dari cara menjawab, maka ada:
a)
Kusioner terbuka, yang memberi
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b)
Kusioner tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
2)
Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:
a)
Kusioner langsung, yaitu
responden menjawab tentang dirinya.
b)
Kusioner tidak langsung, yaitu
jika responden menjawab tentang orang lain.
3)
Dipandang dari bentuknya maka ada:
a)
Kuesioner pilihan ganda, yang
dimaksud adalah sama dengan kuioner tertutup.
b)
Kuesioner isian, yang dimaksud
adalah kusioner terbuka.
c)
Check list, sebuah daftar, di
mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
d)
Rating-scale (skala
bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat setuju.
4)
Keuntungan Kuesioner:
a)
Tidak memerlukan hadirnya
peneliti.
b)
Dapat dibagikan secara serentak
kepada banyak responden.
c)
Dapat dijawab oleh responden
menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut
waktu senggang responden.
d)
Dapat dibuat anonim sehingga
responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
e)
Dapat dibuat terstandar
sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
5)
Kelemahan kuesioner:
a)
Responden sering tidak teliti
dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar
diulang untuk diberikan kembali kepadanya.
b)
Seringkali sukar dicari
validitasnya
c)
Walaupun dibuat anonim,
kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau
tidak jujur.
d)
Sering tidak kembali, terutama
jika dikirim lewat pos. menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka
pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).
e)
Waktu pengembaliannya tidak
bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Agar responden merasa dihargai, maka perlu memberikan surat pengantar.
Hal-hal yang harus ada dalam surat pengantar adalah:
1)
Alamat responden, lengkap
dengan jabatan.
2)
Pengantar penyampaian angket.
3)
Tujuan mengadakan penelitian.
4)
Pentingnya penelitian
dilakukan.
5)
Pentingnya responden dalam penelitian.
6)
Waktu pengisian angket.
7)
Waktu dan tempat/alamat
pengembalian angket.
8)
Penyampaian hasil
9)
Ucapan terima kasih kepada
responden
10)
Tanda tangan pengirim.
11)
Nama jelas pengirim.
12)
Tanggal pengiriman.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan angket atau kusioner terutama (b) dan
(c), peneliti perlu menyilang jawaban responden dengan data yang diperoleh
melalui metode lain. Istilahnya, peneliti mengatakan cross-check.
Contoh:
Peniliti mengadakan penelitian
tentang kerajinan dan semangat kerja karyawan X. Agar penelitian dapat meraih
sejumlah besar responden, peneliti menggunakan angket. Namun karena angket
mengandung kelemahan, yakni mungkin jawabannya kurang sesuai dengn keadaan
sesungguhnya, peneliti teknik lain untuk cross-check. Secara naluriah, setiap
orang ingin tampak baik. Keinginan ini dicapai dengan menutupi kejelakannya
atau membesar-besarkan kebaikkanya. Waktu untuk menjawab angket sangat sempit,
dan responden tidak takut berbohong kepada peneliti karena hanya berjumpa saat
mengisi angket. Dalam berperilaku sehari-hari, responden tidak dapat lagi
berbohong. Perilakunya dapat dilaksanakan oleh temannya, maka peniliti dapat
bertanya informal kepada teman sejawat untuk cross-check tentang kerajinan dan
semangat kerja karyawan X.
b.
Wawancara
(Interview)
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioer lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee). Interview digunakan oleh
peneliti untuk meneliti keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang
variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.
Secara fisik interview dapat dibedakan atas interview terstruktur dan tidak
terstruktur. Pada umumnya interview terstruktur di luar negeri telah dibuat
terstandar. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri dari
serentetan pertanyaan di mana pewawancara tinggal memberikan check (√) pada pilihan jawaban yang telah
disiapkan. Interview terstandar ini kadang-kadang disembunyikan oleh
pewawncara, akan tetapi tidak sedikit pula yang diperlihatkan kepada responden,
bahkan respondenlah yang dipersilakan memberikan tanda. Dalam keadaan terakhir,
maka interview ini tidak ubahnya sebagai kusioner saja.
Ditinjau dari pelaksanaannya,
maka interview dibedakan atas:
1)
Interview bebas (inguided interview), di mana pewawancara
bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
2)
Interview terpimpin (guided interview), di mana pewawancara
dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang
dimaksud dalam interview terstruktur.
3)
Interview bebas dan terpimpin,
yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Keunggulan teknik interview
adalah:
1)
Peneliti memiliki peluang atau
kesempatan memeperoleh respon atau jawaban yang relative tinggi dari responden
2)
Peneliti dapat memebantu
menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang
diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan
3)
Peneliti dapat mengontrol
jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku
yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview
4)
Peneliti dapat memperoleh
informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner atau observasi.
c.
Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang di katakan
ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi
dapat dilakuka dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
1)
Observasi dapat di bagi menjadi
2 jenis yaitu:
a)
Observasi
non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen
pengamatan.
b)
Observasi
sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan.
2)
Sedangkan, observasi dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
a)
Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi
pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi
sederetan sub-variabel. Misalnya guru menerangkan, guru menulis di papan tulis,
guru bertanya kepada kelompok, guru bertanya kepada seorang anak, guru
menjawab, murid berteriak,dsb. Setelah pengamatan dalam satu periode tertentu
misalnya 5 menit, semua kejadian yang telah muncul di cek. Kejadian yang muncul
lebih ari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya di cek satu kali.
Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam
situasi pengajaran.
b)
Category system adalah sistem pengamatan yang
membatasi pada sejumlah variabel misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktivan
atau partisipasi murid dalam proes belajarmengajar. Dalam hal ini pengamat
hanya memperhatikan kejadian-kejadian yang masuk ke dalam kategori keaktifan
atau partisipasi murid misalnya: murid bertanya, murid berdebat dengan guru,
murid membahas pertanyaan, dsb.
3)
Dalam penelitian pendidikan,
pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
a)
Observasi
terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di
tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara
responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung.
Observasi tertutup, yaitu pada
kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data
dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi sampel merupakan populasi dimana sebuah
sampel di pilih secara langsung dengan menerapkan suatu metode pemilihan sampel
tertentu, termasuk metode pemilihan stratifikasi bertahap
Cara
menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang
diambil. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain
cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan
khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan
berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Sehingga
yang di perhatikan menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk
memahami kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal dalam
sebuah penelitian.
Oleh
karena itu, untuk mencapai tujuan dalam penelitian, peneliti harus dapat
menentukan teknik yang tepat dan efektif sehingga didapatkan sampel yang baik.
Berdasarkan isi di
atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
pengumpulan data dan instrumen penelitian adalah
suatu proses yang dilakukan untuk mengungkap berbagai fenomena yang terjadi di
masyarakat dengan menggunakan berbagai cara dan metode agar proses ini berjalan
secara sisitematis dan lebih dapat dipertanggung jawabkan kevaliditasnya.
2.
Untuk mengumpulkan
data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan
tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tertentu diperlukan sebuah alat atau
instrumen pengumpulan data. Alat pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pertama alat pengumpulan data dengan menggunakan metode tes dan non-test (bukan tes).
3.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai
sasaran penelitian.
4. Populasi
sampel merupakan populasi dimana sebuah sampel di pilih secara langsung dengan
menerapkan suatu metode pemilihan sampel tertentu, termasuk metode pemilihan
stratifikasi bertahap
5. Cara menghitung besar sampel suatu
penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang
diambil. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain
cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan
khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan
berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Sehingga
yang di perhatikan menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk
memahami kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal dalam
sebuah penelitian.
6. Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan dalam penelitian, peneliti harus dapat menentukan teknik yang tepat dan
efektif sehingga didapatkan sampel yang baik.
B.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan rinci tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak tertunda dapat dipertanggung jawabkan. Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap simpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2007.
Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D). Bandung:
Alfabeta.
Dr. Saekidjo Notoatmojo.1993, 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT
Aneka cipta .
Eva Ellya Sibagariang, Skm, Juliane, SPsi, R. S T.
2010. Buku saku Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta.
Trans Info Media
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka
Cipta.
Prof. I Gusti Ngurah Agung. 2011. Manajemen Penulis (
Skirpsi, Tesis dan Disertasi ). Jakarta. PT Rja Grafindo Persada.
http://fahmi_awaj.students-blog.undip.ac.id/2010/10/19/tugas-pengganti-kuliah.
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/364-validitas-reliabilitas-dan objektivitas-dalam-penelitian.html
Sugiyono, 2008. “ Metodologi Penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D”,
Bandung: CV. ALFABETA
Mamang Sangadji, Etta dan sopiah, 2010,
“METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Praktis dalam Penelitian”, Yogyakarta: ANDI
offset
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/364-validitas-reliabilitas-dan-objektivitas-dalam-penelitian.html
0 Response to "Makalah Metode dan Teknik Pemilihan Data & Metode Pengumpulan Data Dalam Penelitian"
Posting Komentar